Rabu, 29 Mei 2013

Makalah Diabetes Mellitus

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolute insulin atau insensivitas terhadap insulin. Diabetes mellitus disebabkan oleh oenurunan kecepatan insulin oleh sel-sel beta pula Langerhans. Biasanya dibagi dalam dua jenis berbeda: diabetes javanilis, yang biasanya tetapi tak selalu, dimulai mendadak pada awal kehidupan dan diabetes dengan awitan maturitas yang dimulai di usia lanjut dan terutama pada orang kegemukan.
Penderita penyakit diabetes mellitus dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. Penyebab diabetes mellitus dapat disebabkan oleh berbagai hal, dan juga terdapat berbagai macam tipe diabetes mellitus. Ada beberapa gejala yang ditiimbulkan bagi penderita diabetes mellitus, serta cara mengobatinya. Kesemuanya akan dibahas di dalam makalah ini.




B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang dibuat, yaitu:
1.      Apa itu diabetes mellitus?
2.      Berapa macam penyakit diabetes mellitus?
3.      Apa penyebab dari diabtes mellitus?
4.      Apa gejala-gejala penderita diabetes mellitus?
5.      Bagaimana cara pengobatan penderita penyakit diabetes mellitus?

C.    Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk mengetahui lebih spesifik mengenai penyakit diabetes mellitus.

D.    Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh, yaitu dapat mengetahui mengenai penyakit diabetes mellitus, penyebab penyakit, gejala penyakit, dan pengobatan untuk penyakit diabetes melltus, serta komplikasi dari penyakit.



BAB II
PEMBAHASAN
A.     Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes adalah kata Yunani yang berarti mengalirkan/ mengalihkan (siphon). Mellitus adalah kata Latin untuk madu, atau gula. Diabetes mellitus adalah penyakit di mana seseorang mengeluarkan/mengalirkan sejumlah besar urin yang terasa manis.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin dalam darah.

B.     Tipe Diabetes Mellitus
Terdapat tiga macam tipe diabetes mellitus, yaitu:
1.      Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes mellitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan absolute insulin. Penyakit ini disebut diabetes mellitus dependen insulin (DMDI). Pengidap penyakit ini harus mendapatkan insulin pengganti. Diabetes tipe I biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun, dengan perbandingan laki-laki sedikit lebih banyak daripada wanita. Karena insidens diabetes tipe I memuncak pada usia remaja dini, maka dahulu bentuk ini disebu sebagai diabetes juvenile. Namun, diabetes tipe I dapat timbul pada segala usia.
2.      Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes mellitus tipe II adalah penyakit hiperglikemia akibat insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pancreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai noninsulin dependent diabetes mellitus (NIDDM). Diabetes mellitus tipe II biasanya timbul pada orang yang berusia lebih dari 30 tahun, dan dahulu disebut sebagai diabetes awitan dewasa. Pasien wanita lebih banyak daripada pria.
3.      Diabetes Gestasional
Diabetes gestasiional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. Sekitar 50% wanita pengidap kelainan ini akan kembali ke status nondiabetes setelah kehamilan berakhir. Namun, risiko mengalami diabetes tipe II pada waktu mendatang lebih besar daripada normal.




C.    Etiologi
1.      Etiologi Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes tipe I diperkirakan timbul akibat destruksi otoimun sel-sel beta pulau Langerhans yang dicetuskan oleh lingkungan. Serangan otoimun dapat timbul setelah infeksi virus misalnya gondongan (mumps), rubella, sitomegalovirus kronik, atau setelah pajanan obat atau toksin (misalnya golongan nutrosamin yang terdapat pada daging yang diawetkan.
2.      Etiologi Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes mellitus tipe II tampaknya berkaitan dengan kegemukan. Selain itu, pengaruh geneti, yang menentukan kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini, cukup kuat. Diperkirakan bahwa terdapat suatu sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan pancreas mengeluarkan insulin yang berbeda, atau menyebabkan reseptor insulin atau perantara kedua tidak dapat berespons secara adekuat terhadap insulin. Juga mungkin terdapat kaitan genetic antara kegemukan dan tangsangan berkepanjangan reseptor-reseptor insulin. Rangsangan berkepanjangan atas reseptor-reseptor tersebut dapat menyebabkan penurunan jumlah reseptor insulin yang terdapat di sel-sel. Hal ini disebut downregulation.


3.      Etiologi Diabetes Gestasional
Penyebab diabetes gestasional dianggap berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi dan kadar estrogen dan hormone pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama kehamilan. Hormon pertumbuhan dan estrogen merangsang pengeluaran insulin dan dapat menyebabkan gambaran sekresi berlebihan insulin seperti diabetes tipe II yang akhirnya menyebabkan penurunan responsivitas sel. Hormon pertumbuhan memiliki beberapa efek anti-insulin, misalnya perangsangan glikogenolisis (penguraian glikogen) dan penguraian jaringan lemak. Semua faktor ini mungkin berperan menimbulkan hiperglikemia pada diabetes gestasional. Wanita yang mengidap diabetes gestasional mungkin sudah memiliki gangguan subklinis pengontrolan glukosa bahkan sebelum diabetesnya muncul.

D.    Gejala Diabetes Mellitus
Gejala awal diabetes adalah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makanan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:
-       Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan
-       Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
-       Gangguan pada jardiovaskula, disertai lesi membrane basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron
-       Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi autonom, foot ulcer, amputasi, charcit joint, dan disfungsi seksual.
Dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria, dan hiperosmolar nonketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma. Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika tidak segera mendapatkan perawatan.

E.     Pengobatan
Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah secara konsisten menormalkan kadar glukosa darah dengan variasi minimum. Penelitian-penelitian erakhir mengisyaratkan bahwa mempertahankan glukosa darah senormal dan sesering mungkin dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian. Tujuan ini dicapai melalui berbagai cara, yang masing-masing disesuaikan secara individual.
1.      Insulin: pengidap diabetes tipe I memerlukan terapi insulin. Tersedia berbagai jenis insulin dengan asal dan kemurnian yang berbeda-beda.insulin juga berbeda-beda dalam aspek saat awitan kerja, waktu puncak kerja, dan lama kerja. .pengidap diabetes tipe II, walaupun dianggap tidak bergantung insulin, juga dapat memperoleh manfaat dari terapi insulin. Pada pengidap diabetes tipe II, mungkin terjadi defisiensi pelepasan insulin atau insulin yang dihasilkan kurang efektif karena mengalami sedikit perubahan.
2.      Pendidikan dan kepatuhan terhadap diet: adalah komponen penting lain pada pengobatan diabetes tipe I dan II. Rencana diet diabetes dihitung secara individual bergantung pada kebutuhan pertumbuhan, rencana penurunan berat (biasanya untuk pasien diabetes tipe II), dan tingkat aktivitas. Distribusi kalori biasanya 50-60% dari karbohidrat kompleks, 20% dari protein, dan 30% dari lemak. Diet juga mencakup serat, vitamin, dan mineral. Sebagian penderita diabetes tipe II mengalami pemulihan kadar glukosa darah mendekati normal hanya dengan intervensi diet karena adanya peran faktor kegemukan.
3.      Program Olahraga: terutama untuk pengidap diabetes tipe II, adalah intervensi terapetik ketiga untuk diabetes mellitus. Olahraga, digabung dengan pembatasan diet, akan mendorong penurunan berat dan dapat meningkatkan kepekaan insulin. Untuk kedua tipe diabetes, olahraga terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar glukosa darah turun. Olahraga juga dapat meningkatkan kepekaan sel terhadap insulin.
F.     Komplikasi Akut
1.    Ketoasidosis Diabetes, adalah suatu komplikasi akut yang hampir selalu dijumpai pada pengidap diabetes tipe I. kelainan inni ditandai oleh perburukan dastis semua gejala diabetes. Ketoasidosis dapat timbul setelah stress fisik misalnya kehamilan atau penyakit akut atau trauma. Individu dengan ketoasidosis diabetes sering mengalami mual dan nyeri abdomen. Dapat tibmul muntah-muntah, yang memperparah dehidrasi ekstrasel dan ibtrasel. Kadar kalium tubuh total turun akibat poliura berkepanjangan dan muntah-muntah.
2.    Efek Somogyi, ditandai oleh penuruna  unit kadar glukosa darah pada malam hari, diikuti oleh penigkatan rebound pada paginya. Penyebab hipoglikemia malam hari kemungkinan besar berkaitan dengan penyuntikan insulin di sore harinya. Pengobatan untuk efek fomogyi ditujukan untuk memanipulasi penyuntikan insulin sore hari sedemikian sehingga tidak menimbulkan hipoglikemia. Intervensi diet juga dapat mengurangi efek somogyi.
3.    Fenomena Fajar (dawn phenomenon), adalah hiperglikemia pada pagi hari (antara jam 5 dan 9) yang tampaknya disebabkan oleh peningkatan sikadian kadar glukosa pada pagi hari. Fenomena ini dapat dijumpai pada pengidap diabetes tipe I dan tipe II.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin dalam darah. Paling sedikit terdapat tiga bentuk diabetes mellitus: tipe I, tipe II, dan diabetes gestasional.
Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering makan, dan sering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntukan insulin, pendidikan dan kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga. Diabetes mellitus dapat terjadi komplikasi akut. Macam-macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.

B.     Saran
Sebaiknya mahasiswa(i) harus lebih memahami mengenai penyakit diabetes mellitus, beserta dengan gejala dan pengobatannya.

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Irama Widya
Price, Sylvia. 1995. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Wikipedia. Diabetes Mellitus. http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus (diakses pada 19 Mei 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar